Selasa, 01 April 2008

Cinta

21
PENGARUH KANDUNGAN
PATI SINGKONG TERPREGELATINASI
TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK
TABLET LEPAS TERKONTROL TEOFILIN
Juheini, Iskandarsyah, Animar J.A., Jenny
Jurusan Farmasi, FMIPA Universitas Indonesia
PENDAHULUAN
Pati merupakan bahan penolong
yang sering digunakan pada pembuatan
tablet sebagai pengisi, pengikat,
penghancur dan pelincir tetapi
penggunaannya terbatas pada pembuatan
tablet secara granulasi. Untuk
metode cetak langsung diperlukan
bahan penolong yang memiliki sifat
alir dan kompresibilitas yang baik,
contohnya Avicel® (Shangraw 1989).
Dalam upaya mencari bahan
penolong yang relatif murah dan mudah
diperoleh pada pembuatan tablet
dengan metode cetak langsung,
maka pada penelitian ini digunakan
pati yang telah diolah menjadi pati
terpregelatinasi dengan cara memanaskan
suspensi pati di atas suhu
gelatinasinya kemudian dikeringkan.
Pati terpregelatinasi terdiri dari
gabungan granula pati utuh dan granula
pati pecah yang membentuk
granula lebih besar sehingga memiliki
daya air yang baik dan kompresibel
serta dapat digunakan sebagai
bahan penolong dalam pembentukan
cetak langsung (Czeisler et al, 1996).
ABSTRACT
In order to make use of pregelatinized Manihot starch in controlled release
tablet, the research was done by heating the starch suspension up to its gelatinized
temperatur, then dried. The particle size of pregelatinized Manihot starch used
were (100-150 mesh) : (150-250 mesh) : smaller than 200 mesh = 3,5 : 1 : 1.
The effect of pregelatinized Manihot starch on physical characteristic of
Theophyllin controlled relase tablet was known by using 4 formulas containing
variety of pregelatinized starch as follows: 30%, 40%, 50%, and 60%.
Evaluation on the tablet results including tablet mass and size uniformity,
hardness and friability.
The result showed that pregelatinized Manihot starch in variable content on
these tablet formulas fulfilled the requirement of tablet physical characteristics.
Key words : Pregelatinized Manihot starch, controlled release, Theophyllin.
Corresponding author : Fax.: (021) 78849001; E-mail : Juheini@yahoo.com
Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. I, No.1, April 2004, 21 - 26
ISSN : 1693-9883
22 MAJALAH ILMU KEFARMASIAN
Hasil penelitian terdahulu menunjukkan
bahwa tablet yang mengandung
pati tersebut ada yang memiliki
waktu hancur sangat lama
(Lizzaba ,1999; Rustiana, 1999) karena
pati tersebut di dalam air akan
menyerap air dan membentuk gel
(Zobel, 1995). Dengan demikian pati
terpregelatinasi diperkirakan dapat
digunakan sebagai matriks hidrofilik
dalam sediaan lepas terkontrol. Bentuk
sediaan ini lebih disukai karena
memberikan keuntungan-keuntungan
antara lain mengurangi frekuensi
pemberian obat (Voight ,1994).
Pada penelitian ini digunakan
empat formula dengan kandungan
pati singkong terpregelatinasi yang
bervariasi dengan tujuan untuk
mengetahui pengaruhnya terhadap
karakteristik fisik tablet lepas terkontrol
Teofilin. Pembuatan tablet
dilakukan dengan metode cetak langsung
karena lebih ekonomis, menghemat
waktu dan lebih menjamin
stabilitas obat (Shangraw ,1989).
BAHAN DAN METODE
Bahan yang digunakan adalah
Teofilin anhidrat (Hunan Pharmaceutical
Factory), Pharmatose® DCL 11
(DMW International), Asam stearat
(Brataco), Talk (Brataco) dan Air
suling.
Tahapan pekerjaan yang dilakukan
adalah :
1. Formulasi tablet
Sediaan tablet lepas terkontrol
Teofilin dibuat dalam empat formulasi
dengan variasi jumlah pati singkong
terpregelatinasi, dapat dilihat
pada tabel 1 di bawah ini. Ukuran
partikel singkong terpregelatinasi
yang digunakan adalah (100-150
mesh) : (150-200 mesh) : (lebih halus
daripada 200 mesih) = 3,5 : 1 : 1.
2. Pencampuran
Teofilin dan pati singkong terpregelatinasi
dicampur cube mixer
selama 10 menit dengan kecepatan
Tabel 1. Formula tablet lepas terkendali Teofilin
Bahan Formula (mg)
I II III IV
Teofilin 200 200 200 200
Pati singkong 210(30%) 280(40%) 350(50%) 420(60%)
terpregelatinasi
Pharmatose® DCL 11 272,5 202,5 132,5 62,5
(Laktosa spray-dried)
Asam stearat 0,5% 3,5 3,5 3,5 3,5
Talk 2% 14 14 14 14
Vol. I, No.1, April 2004 23
20 rpm, kemudian laktosa dimasukkan
dan pencampuran dilanjutkan
selama 15 menit. Setelah itu asam
stearat dan talk dimasukkan dan
semua bahan dicampur kembali
selama 15 menit.
3. Evaluasi massa tablet
Parameter yang digunakan
untuk mengevaluasi massa tablet
adalah pemeriksaan laju alirnya.
Massa tablet dimasukkan sampai
penuh ke dalam corong alat uji waktu
alir dan diratakan. Waktu yang diperlukan
seluruh massa untuk melalui
corong dan berat massa tersebut
dicatat. Laju alir dinyatakan sebagai
jumlah gram massa tablet yang
melalui corong perdetik.
4. Pencetakan tablet
Massa tablet dicetak dengan kecepatan
putaran mesin 20 rpm. Parameter
yang dibuat konstan pada
pencetakan tablet ini adalah diameter
tablet 13 mm, berat tablet 700 mg dan
kekerasan tablet berkisar 12 kP.
5. Evaluasi tablet
a. Pengambilan sampel
Sampel diambil acak dari tiap
formula dan jumlah tablet yang digunakan
dalam evaluasi tablet meliputi
penampilan umum, bobot, ukuran,
kekerasan dan keregasan tablet,
masing-masing sejumlah 20 buah.
b. Penampilan umum
Pengamatan dilakukan secara
organoleptis meliputi warna, tekstur
permukaan dan keregasan tablet.
c. Bobot tablet
Tablet ditimbang satu persatu
menggunakan timbangan digital.
d. Ukuran tablet
Pengujian yang dilakukan meliputi
pengukuran diameter dan tebal
tablet menggunakan jangka sorong.
e. Kekerasan tablet
Tiap tablet dari sampel diletakkan
di antara plat mesin penguji kekerasan.
Satuan kekerasan yang dilakukan
adalah kP.
f. Keregasan tablet
Sampel terdiri dari 20 tablet dibersihkan,
ditimbang beratnya dan
dimasukkan ke dalam alat uji keregasan
tablet. Alat dijalankan dengan
kecepatan 25 rpm selama 4 menit.
Sampel kemudian dikeluarkan,
dibersihkan dari debu dan ditimbang
kembali.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada penelitian ini dibuat sediaan
tablet lepas kontrol Teofilin dalam
empat formula dengan kombinasi
jumlah pati singkong terpregelatinasi
dan Laktosa. Teofilin merupakan
obat yang cocok diformulasi menjadi
sediaan lepas terkontrol karena digunakan
untuk mengobati penyakit
kronis dan memiliki indeks terapeutik
yang sempit (Martindale,
1993). Teofilin yang digunakan dalam
bentuk serbuk dengan tujuan dapat
diperoleh campuran yang lebih
homogen.
24 MAJALAH ILMU KEFARMASIAN
Penelitian terdahulu menunjukkan
bahwa bertambah halus ukuran
partikel pati singkong terpregelatinasi
menyebabkan pembentukan gel
yang bertambah cepat dan waktu
hancur tablet yang bertambah lama
(Rustiana, 1999). Berdasarkan hal
tersebut maka pada penelitian ini
digunakan pati singkong terpregelatinasi
berukuran halus dengan
perbandingan (100-150 mesh) : (150-
200 mesh) : (lebih halus daripada 200
mesh) = 3,5 : 1 : 1. Variasi ukuran
partikel yang digunakan bertujuan
untuk memperoleh tingkat hidrasi
yang berbeda. Partikel yang berukuran
lebih halus daripada 200 mesh
akan terhidrasi paling cepat dan
menghasilkan gel dengan viskositas
tertinggi tetapi hidrasi yang sangat
cepat dapat menyebabkan terbentuknya
gumpalan pati yang ditengahnya
berisi pati yang tidak terbasahi
(Snyder,1984). Oleh karena itu, untuk
mengimbangi hidrasi yang terlalu
cepat digunakan juga pati singkong
terpregelatinasi yang berukuran
besar (100-200 mesh).
Bahan penolong lain yang digunakan
adalah laktosa spray-dried.
Bahan ini merupakan bahan pengisi
dalam pembuatan tablet cetak langsung
yang mempunyai laju alir paling
baik (Grass, Robinson, 1990). Pemilihan
laktoda ini bertujuan meningkatkan
laju alir massa tablet, karena
dalam formula terdapat serbuk
Teofilin yang tidak mempunyai kemampuan
mengalir. Selain itu, tablet
yang dibuat dari laktosa spray-dried
memiliki krakteristik fisik yang lebih
baik daripada tablet yang dibuat dari
laktosa konvensional (Shangraw,
1989).
Penampilan tablet yang dihasilkan
dari ke empat formula memiliki
penampilan yang sama yaitu warna
putih berbintik, permukaan halus
dan sedikit regas. Warna putih berbintik
pada tablet disebabkan derajat
putih bahan-bahan dalam tablet yang
tidak sama. Bahan-bahan yang
digunakan berupa serbuk halus yang
dapat berinfiltrasi ke dalam ruangruang
kosong antar partikel pada
proses kompresi sehingga meng-
Tabel 2. Hasil pengujian terhadap beberapa sifat fisik tablet lepas terkontrol Teofilin
Bahan Formula
I II III IV
Laju alir massa tablet (gr/det) 10,92 10,81 10,58 10,79
Bobot tablet (mg) 694,85+4,78 685,85+3,76 699,4+3,49 694,85+4,78
Koefisien variasi (%) 0,69 0,55 0,49 0,48
Diameter tablet (mm) 13,02+0,02 13,01+0,22 13,02+0,02 13,03+0,02
Tebal tablet (mm) 4,08+0,02 4,07+0,02 4,32+0,02 4,45+0,02
Kekerasan (kP) 12,56+0,68 12,99+0,88 12,35+0,65 12,43+0,85
Keregasan (%) 0,46 0,34 0,29 0,28
Vol. I, No.1, April 2004 25
hasilkan tablet yang kompak dan
halus.
Mengenai hasil uji alir massa tablet,
bobot, ukuran, kekerasan dan
keregasan tablet lihat Tabel 2,
sedangkan grafik laju alir massa tablet,
simpangan baku relatif (bobot,
kekerasan dan keregasan tablet)
dapat dilihat pada Gambar 1-4.
Keseragaman bobot antara lain
dipengaruhi oleh laju alir massa tablet.
Bobot tablet dapat diterima bila
memiliki nilai koefisiensi variasi
kurang dari 5% (Anderson, Banker;
1984). Dalam hal ini hasil uji terhadap
tablet lepas terkontrol Teofilin menunjukkan
hasil yang memenuhi
syarat. Nilai koefisien antar formula
yang diperoleh tidak berbeda terlalu
jauh karena laju alir massa tablet dari
tiap formula, hampir seragam. Keseragaman
laju alir ini menunjukkan
bahwa distribusi ukuran partikel
bahan-bahan yang terjadi dalam
massa tablet, homogen.
Hasil pemeriksaan ukuran tablet
menunjukkan bahwa diameter tablet
umumnya konstan sedangkan tebal
tablet dapat bervariasi karena pada
proses pencetakan faktor yang diatur
konstan adalah kekerasannya. Bertambah
besar kandungan/jumlah
pati singkong terpregelatinasi yang
digunakannya memperlihatkan peningkatan
tebal tablet. Hal ini menunjukkan
bahwa daya kompresibilitas
pati singkong terpregelatinasi
lebih kecil daripada laktosa spraydried.
Kekerasan tablet merupakan
salah satu faktor yang diatur pada
proses pencetakan sehingga nilainya
hampir sama antar formula. Hal ini
dilakukan agar kekerasan tidak menjadi
variabel yang mempengaruhi laju
disolusi. Tablet lepas terkontrol Teofilin
memiliki kekerasan rata-rata
12-13 kP. Tekanan yang tinggi diperlukan
pada proses pencetakan bahanbahan
yang berupa serbuk halus
untuk memperoleh tablet yang baik.
Keregasan tablet masih dapat
diterima bila nilainya kurang dari
0,8% (Voight 1994). Pernyataan ini
dipenuhi oleh tablet dari ke empat
formula. Pada Tabel 2 terlihat adanya
kecenderungan menurunnya nilai
keregasan dengan bertambahnya
jumlah pati singkong terpregelatinasi,
karena daya ikatnya yang baik.
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dapat diketahui
bahwa penggunaan pati singkong
terpregelatinasi dengan jumlah
bervariasi (30%, 40%, 50% dan 60%)
di dalam formula tablet lepas terkontrol
Teofilin, dapat memenuhi
persyaratan fisik tablet.
DAFTAR ACUAN
Anderson NR, GS Banker, Tablet.
Dalam : Lachman L, Lieberman
HA, Kanig JL. Teori dan Praktek
Farmasi Industri. Vol 2, edisi 3.
Terjemahan Suyatmi S. UI Press,
Jakarta. 1984; 648-62.
26 MAJALAH ILMU KEFARMASIAN
Czeisler JL. KP Perlman. Diluents.
Dalam : Swarbrick J, Boylan JC,
eds. Encyclopedia of Pharmaceutical
Technology. Vol. 4. Marcel
Dekker Inc, New York. 1996; 55-
68.
Grass EM, JR Robinson. Controlled-
Release Drug Delivery System.
Dalam : Banker GS, Rhodes T,
eds Modern Pharmaceutics. 2nd ed.
Marcel Dekker Inc. New York.
1990; 639-58.
Lizzaba. Penggunaan Pati Singkong
Terpregelatinasi yang dibuat dari
Air 55% pada susu 1000C dalam
tablet Piridoksin Hidroklorida
Cetak Langsung. Universitas Indonesia.
Jakarta. Skripsi Sarjana.
1999.
Martindale, The Extra Pharmacopoeia
30th The Pharmaceutical Press,
London. 1993; 1324-26.
Rustiana N. Kombinasi antara Pati
Singkong Terpregelatinasi dan
Pati Singkong Sebagai Bahan
Penolong Tablet Parasetamol
Cetak Langsung. Universitas Indonesia,
Jakarta. Skripsi Sarjana.
1999.
Shangraw RF. Compresses Tablet by
Direct Compression. Dalam:
Lieberman HA, L Lachman, J
Scwartz, eds. Pharmaceutical Dosage
Forms. Volume 1. Marcel
Dekker, New York. 1989; 195-
244.
Snyder EM. Industrial Microscopy of
Starches. Dalam : Whistler RL,
JN Bemiller. EF Psachal, eds.
Starch, Chemistry and Technology.
Academis Press, Orlando. 1984;
670-2.
Voight R. Buku Pelajaran Teknologi
Farmasi. Edisi 5. GM University
Press, Yogyakarta. 1994; 166-222.
Zobel HF, AM Stephen, Starch: Structure.
Analysis and Application.
Dalam : Stephen AM, ed. Food
Polysaccharides and Their Application.
Marcel Dekker Inc, New
York. 1995: 49-92.


Blogspot Template by Isnaini Dot Com